Maafkan Ibu Nak…

“Maafkan Ibu Nak…“

Perjalanan menjadi seorang ibu adalah perjalanan yang penuh dengan tantangan dan pengorbanan. Perjalanan yang banyak sekali dinamika yang dirasakan.

Menjadi ibu pasti akan merasa lemah dan lelah. Karenanya didalam prosesnya akan banyak sekali pembelajaran yang rasanya tak mudah. Namun dalam setiap langkah ini akan selalu ada pertolongan Allah.

Anakku…
Maafkan ibu nak,
Maafkan ibu jika dulu pernah marah-marah padamu. Padahal kamu pun tak mengerti apa salahmu.
Maafkan ibu jika dulu pernah menuntut dirimu untuk segera bisa ini dan itu. Padahal kamu masih perlu banyak belajar dahulu.
Maafkan ibu jika dulu tak memberikan kamu perhatian. Padahal itu adalah hal yang sangat kamu butuhkan. Sementara ibu banyak disibukkan, padahal kamu harus ibu prioritaskan.
Maafkan ibu jika dulu kamu selalu menjadi pelampiasan, padahal itu adalah emosi amarah ibu yang seharusnya tidak kepadamu ditumpahkan.

Anakku…
Maafkan ibu jika dulu sering membandingkan dirimu. Padahal dibandingkan itu rasanya tentu sangat menyakitkan.
Maafkan ibu jika dulu sering berekspektasi lebih padamu. Padahal dengan fitrah yang Allah berikan, kamu akan selalu memiliki keistimewaan.

Anakku…
Maafkan ibu nak,
Jika dulu ibu tak paham akan dirimu dan belum mengenal karaktermu.
Maafkan ibu jika dulu tak paham apa kebutuhanmu dan apa keinginanmu.
Maafkan ibu jika dulu tak pernah tahu apa yang kamu suka. Ibu hanya memaksa kamu agar segera bisa saja.

Sekarang ibu belajar nak,
Maafkan ibu, karena sekarang ibu sadar. Bahwa kamu adalah anak yang Allah titipkan dengan penuh keistimewaan dan kebaikan.
Ibu akan terus belajar menerimamu sepenuh hati, apapun kondisi dan keadaanmu. Ibu akan mencintai sepenuh hati tanpa harus ada ekspektasi lebih.
Ibu akan belajar memenuhi kebutuhanmu, mengetahui segala inginmu dengan bahasa hati.
Insya Allah, ibu pun berusaha memperbaiki semuanya. Sehingga ibu menjadi seorang yang sepenuhnya dirimu cinta.

Nak…
Ibu belajar bahwa membersamai dan mendidikmu dengan pendidikan cinta ini adalah pondasi.
Ibu belajar bahwa ada tangki cinta pada dirimu yang harus terus diisi.
Semoga Allah mudahkan segala proses perbaikan ini.

Anakku..
Maafkan ibu sepenuh hatimu ya nak.
Mari kita saling berpelukan dan bergandengan tangan.
Mengukir memori dan kenangan indah yang semoga kelak nanti kita rindukan.
Rindu dengan kebersamaan dan rindu dengan kehangatan.
Semoga ini menjadi pertanda bahwa Allah melimpahkan kita pada keberkahan.

Ya Allah, semoga Engkau perbaiki segala hal yang seharusnya diperbaiki. Bimbinglah para ibu agar senantiasa berjalan menuju ke arah yang lebih baik.

Bahwa menjadi seorang ibu adalah proses belajar yang tiada henti sampai akhir hayat nanti.
Semoga Engkau meridai langkah ini.

Peluk untuk seluruh para ibu.
Tenanglah, Allah selalu bersamamu.
Barakallaahu fikunna. 🤍

Penulis: Lia Ummu Asiyah

(Tabbis HCE Indonesia)